Pokok Pikiran Forum Silaturrahmi Akbar Masyarakat Aceh Kual Lumpur
Beberapa Pokok-pokok Hasil Pemikiran dari Pertemuan Forum Silaturrahim Akbar Masyarakat Aceh di Kuala Lumpur
1. Untuk membangun Aceh menjadi lebih baik, banyaknya investor yang akan datang, meluasnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya perekonomian rakyat sangat ditentukan oleh tingkat kestabilan dan keamanan wilayah Aceh secara menyeluruh.
2. Perlunya para pemimpin turut merasakan apa yang dirasakan penderitaan oleh rakyat, sehingga tidak adanya jurang dan hambatan antara pemimpin dengan rakyat, baik bertemu, berkomunikasi maupun menyampaikan pendapatnya. Perbedaan cara pandang bukanlah masalah bila setiap orang mau saling menghargai dan berbaik sangka.
3. Sebuah kawasan yang telah dilanda peperangan cukup lama, sebaiknya tidak dipimpin oleh orang-orang yang berperang, sebab dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya, sehingga sulit dibedakan bagaimana melayani rakyat dalam suasana demokratis dengan suasana darurat dimasa perang. Sebaiknya pemimpin rakyat adalah yang memahami bagaimana melayani rakyat dengan hati nurani bukan dengan paksaan dan kekerasan.
4. Untuk menarik investor ke suatu daerah, jangan terlalu bebankan mereka dengan pajak, tapi bagaimana investor dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Negara dan rakyat sehingga kemakmuran akan mudah diwujudkan, sebagaimana Malaysia telah mencobanya.
5. Dalam pendidikan generasi muda, perlu ditanamkan 5 nilai nilai murni yaitu Amanah, Berani, Disiplin, Rajin dan Setia yang merupakan warisan turun temurun sejak kerajaan dimasa Kesultanan Ali Mughayatsyah dahulu. Semangat ini juga dimiliki oleh bangsa-bangsa yang telah maju seperti Bushido di Jepang, Hwarang di Korea, dan Jinsheng di Taiwan yang semuanya mengandung 5 nilai nilai murni tersebut.
6. Untuk mencapai kejayaan masyarakat Aceh mestilah berpegang secara fundamental kepada ajaran Islam yang murni sebagaimana terkandung di dalam Al-Qu’ran dan Hadist, sebab kemulian kita bangsa melayu adalah karena kita telah mengamalkan Islam sejak dahulu dan dengan Islam lah kita menjadi bangsa yang mulia hingga kini.
7. Perlu keyakinan dalam diri kita sebagai orang orang Aceh, bahwa kita mesti percaya pada diri sendiri dan mampu untuk membuat Aceh menjadi lebih baik. Sikap optimis, bekerja keras, bersatu dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan berbagai Negara dan bangsa, adalah cerminan kesungguhan kita untuk memperbaiki apa yang dapat kita lakukan sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing.
8. Perlunya generasi sekarang menyiapkan generasi yang akan datang, yang memahami betul arah dan perjuangan daerahnya untuk mewujudkan pembangunan kearah yang lebih baik dan berjaya. Komunitas dan forum-forum pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda perlu ditingkatkan, agar mereka memiliki karakter dan kemampuan untuk menjadi tokoh gerakan pembangunan kearah yang positif dan bertanggung jawab.
9. Tidak saatnya lagi kita saling bermusuhan dan membenci sesama anak bangsa sendiri, saatnya kita saling memafkan atas apa yang telah terjadi dimasa dulu dan senantiasa mengevaluasinya untuk meingkatkan efektifitas dan efisiensi sumberdaya yang kita miliki. Sudah saatnya kita saling berangkulan tangan, bahu membahu memperbaiki apa yang dapat kita lakukan. Kita terima segala kelemahan saudara kita, kita jaga marwah nya, kita hormati sikap dan pandangannya, dan bersama-sama mencari solusi atas berbagai persoalan yang menderita rakyat kita sendiri.
Kuala Lumpur, 27 April 2011
Forum Silaturrahim Akbar Masyarakat Aceh
Inisiatif :
International Association of Acehnese Scholars (Ikatan Ilmuwan Aceh Internasional) dan
Kelab Aceh Kuala Lumpur.
1. Untuk membangun Aceh menjadi lebih baik, banyaknya investor yang akan datang, meluasnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya perekonomian rakyat sangat ditentukan oleh tingkat kestabilan dan keamanan wilayah Aceh secara menyeluruh.
2. Perlunya para pemimpin turut merasakan apa yang dirasakan penderitaan oleh rakyat, sehingga tidak adanya jurang dan hambatan antara pemimpin dengan rakyat, baik bertemu, berkomunikasi maupun menyampaikan pendapatnya. Perbedaan cara pandang bukanlah masalah bila setiap orang mau saling menghargai dan berbaik sangka.
3. Sebuah kawasan yang telah dilanda peperangan cukup lama, sebaiknya tidak dipimpin oleh orang-orang yang berperang, sebab dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya, sehingga sulit dibedakan bagaimana melayani rakyat dalam suasana demokratis dengan suasana darurat dimasa perang. Sebaiknya pemimpin rakyat adalah yang memahami bagaimana melayani rakyat dengan hati nurani bukan dengan paksaan dan kekerasan.
4. Untuk menarik investor ke suatu daerah, jangan terlalu bebankan mereka dengan pajak, tapi bagaimana investor dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Negara dan rakyat sehingga kemakmuran akan mudah diwujudkan, sebagaimana Malaysia telah mencobanya.
5. Dalam pendidikan generasi muda, perlu ditanamkan 5 nilai nilai murni yaitu Amanah, Berani, Disiplin, Rajin dan Setia yang merupakan warisan turun temurun sejak kerajaan dimasa Kesultanan Ali Mughayatsyah dahulu. Semangat ini juga dimiliki oleh bangsa-bangsa yang telah maju seperti Bushido di Jepang, Hwarang di Korea, dan Jinsheng di Taiwan yang semuanya mengandung 5 nilai nilai murni tersebut.
6. Untuk mencapai kejayaan masyarakat Aceh mestilah berpegang secara fundamental kepada ajaran Islam yang murni sebagaimana terkandung di dalam Al-Qu’ran dan Hadist, sebab kemulian kita bangsa melayu adalah karena kita telah mengamalkan Islam sejak dahulu dan dengan Islam lah kita menjadi bangsa yang mulia hingga kini.
7. Perlu keyakinan dalam diri kita sebagai orang orang Aceh, bahwa kita mesti percaya pada diri sendiri dan mampu untuk membuat Aceh menjadi lebih baik. Sikap optimis, bekerja keras, bersatu dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan berbagai Negara dan bangsa, adalah cerminan kesungguhan kita untuk memperbaiki apa yang dapat kita lakukan sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing.
8. Perlunya generasi sekarang menyiapkan generasi yang akan datang, yang memahami betul arah dan perjuangan daerahnya untuk mewujudkan pembangunan kearah yang lebih baik dan berjaya. Komunitas dan forum-forum pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda perlu ditingkatkan, agar mereka memiliki karakter dan kemampuan untuk menjadi tokoh gerakan pembangunan kearah yang positif dan bertanggung jawab.
9. Tidak saatnya lagi kita saling bermusuhan dan membenci sesama anak bangsa sendiri, saatnya kita saling memafkan atas apa yang telah terjadi dimasa dulu dan senantiasa mengevaluasinya untuk meingkatkan efektifitas dan efisiensi sumberdaya yang kita miliki. Sudah saatnya kita saling berangkulan tangan, bahu membahu memperbaiki apa yang dapat kita lakukan. Kita terima segala kelemahan saudara kita, kita jaga marwah nya, kita hormati sikap dan pandangannya, dan bersama-sama mencari solusi atas berbagai persoalan yang menderita rakyat kita sendiri.
Kuala Lumpur, 27 April 2011
Forum Silaturrahim Akbar Masyarakat Aceh
Inisiatif :
International Association of Acehnese Scholars (Ikatan Ilmuwan Aceh Internasional) dan
Kelab Aceh Kuala Lumpur.
Komentar
Posting Komentar